Laman

Kamis, 20 Oktober 2011

BERITA LAMEJAJAR DAN CICENANG

SEJARAH SINGKAT KELURAHAN CICENANG

~ KELURAHAN CICENANG

Kelurahan Cicenang merupakan salah satu kelurahan dalam wilayah Kecamatan Cigasong, Kabupaten MAJALENGKA. Secara geografis terletak pada 6'49' Lintang Selatan dan 108'15' Bujur Timur. Luas wilayah kelurahan Cicenang adalah 246,235 Ha terdiri dari pemukiman, perkantoran, sekolah, tempat peribadatan, pesawahan, tegalan, dll. Jumlah penduduk kelurahan cicenang ada 4.374 Jiwa.
Kelurahan Cicenang disebelah Utara berbatasan dengan Desa Baribis dan Desa Kutamanggu, disebelah selatan berbatasan dengan kelurahan cigasong, disebelah timur berbatasan dengan kelurahan Simpeureum, Dan Disebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Tonjong.

~ SEJARAH SINGKAT KELURAHAN CICENANG

Pada perkiraan abad ke-18 di jawa tengah, yaitu sebuah Kerajaan yang maha besar bernama MATARAM yang sempat mencapai kejayaannya sejak diperintah oleh SULTAN AGUNG, yang pendirian dan hatinya sangat benci kaum penjajah yang selalu merongrong kerajaan maupun masyarakat kerajaan Mataram pada zamannya.
Maka pada waktu sultan agung mengadakan perlawanan terhadap penjajah(BELANDA) langsung mengerahkan bala tentaranya untuk menyerang jakarta. Pusat komando penjajah yang pada waktu bernama BATAVIA. Dalam penyerangannya, bala tentara tersebut melengkapi dirinya dengan segala peralatan perangnya, Seperti: Tombak, pedang, keris, bambu rungcing, meriam (hasil rampasan maupun buatan sendiri). Dengan tekad yang bulat penyerangan ini ditujukan untuk mengusir penjajah dari tanah air indonesia Walaupun hanya memakai persenjataan yang sederhana. Maka dikirimkanlah bala tentara Mataram untuk menghancurkan VOC dengan melalui jalan darat (pegunungan) di sebelah pegunungan Majalengka Yaitu Gunung MARGATAPA.
Pada penyerangan pertama ini Sultan Agung tidak berhasil sebab kekurangan bahan makanan. Mereka mundur untuk kembali ke Mataram, tetapi diantaranya banyak prajurit Mataram itu tidak kembali ke Mataram. Akan tetapi mereka mencari tempat tinggal yang baru di sepanjang jalan. Salah seorang dari mereka ada yang singgah dan menetap di hutan yang banyak tumbuh berjajar pohon LAME.
Prajurit tersebut adalah EMBAH BUYUT JENGGOT ( karena berjenggot panjang ) yang makamnya terdapat di LAMEJAJAR dan tempat itu sekarang dinamakan Kampung / Lingkungan LAMEJAJAR.
Sultan Agung Raja Mataram merasa tidak puas dengan berhasilnya penyerangan ke Batavia tersebut. Sehingga ia menyusun kembali pasukan untuk menyerang yang kedua kalinya ke Batavia dengan perlengkapan ditingkatkan. Disepanjang jalan yang dilalui, didirikan lumbung padi sebagai persediaan makan prajurit, tetapi impiannya gagal. Sebab semua lumbung padi di bakar oleh tentara VOC. yang akhirnya tentara Mataram kehabisan makanan, mereka kembali mundur ke Mataram. Diantara sekian banyak prajurit tersebut, ada yang tidak mau kembali lagi ke Mataram. Tetapi singgah di pedukuhan Lamejajar menemui Embah Buyut Jenggot. Prajurit tersebut bernama pangeran Martaguna yang bermaksud membuka perkampungan baru yang tidak jauh dari lamejajar. Untuk maksud tersebut pangeran Martaguna dan Embah Buyut jenggot pergi mencari tempat tinggal. Dan pada suatu hari dilihatnya ada suatu cahaya yang memancar, kemudian mereka cari. Tetapi tidak mendapat apa-apa, hanya sumber air yang sangat bening yang tempat nya di kabuyutan Sirah Dayeuh. Maka disitulah pangeran Martaguna membuka tempat pemukiman yang baru. Dan tempat (pedukuhan) ini sekarang dinamakan CICENANG. Dan pangeran Martaguna ini merupakan kuwu atau kepala desa yang pertama. Dan hingga sampai sekarang yang ke-30.




KEKERINGAN DI PERSAWAHAN LAMEJAJAR

   MAJALENGKA, (KC).- Hektaran sawah di Kelurahan Cicenang dan Cipadung mengalami kekeringan dan dipastikan puso, aliran air dari irigasi Cigasong tidak bisa menjangkau sawah di Cicenang. Kekeringan tersebut termasuk areal sawah yang berada di pinggir kantor Penyuluh Pertanian Kecamatan Cigasong.
Kondisi tanaman padi yang baru ditanam dari persemaian setinggi  15 cm kering-kering, demikian juga tanaman yang sudah setinggi hingga 30 cm. Sementara tanah sawahnya retak-retak hingga mencapai 3 cm dengan kedalaman 15 cm.
Akibat tanaman kering sebagian petani berupaya memanfaatkan tanaman padi tersebut untuk pakan ternak sapi, ada juga yang membiarkan tanamannya mengering, serta sebagian lagi membabat tanaman begitu saja kemudian lahannya dipergunakan untuk membuat dan menjumur bata merah.
Menurut beberapa petani di Kelurahan Cicenang dan Kampung Lamejajar tanaman padi di wilayahnya tersebut tidak mendapat pasokan air sejak usia tanaman baru tiga hari, ada juga yang sudah berumur 15 hari.
Tanaman padi di Blok Bojong milik Sukanta (67 tahun) warga Lamejajar misalnya, tidak mendapat pasokan air sejak tanaman usia seminggu. Air dari bendung Cigasong tidak sampai di sawahnya karena terlalu jauh sementara debit air sangat kecil. Kalaupun menyedot dengan menggunakan pompa dari sungai Cikoronjo menurutnya jaraknya terlalu jauh, hingga kurang lebih 200 meter sementara airnya sendiri sangat kecil dan posisi sawahnya lebih tinggi disbanding posisi sungai.
Penyuluh Lapangan Pertanian Kelurahan Cicenang, Dadang Suhenda, ditemui di kantornya membenarkan adanya sejumlah areal sawah yang mengalami kekeringan. Hal itu terjadi akibat pasokan air dari Bendung Cigasong yang kurang. Padahal, saluran tersebut  satu-satunya sumber air yang diandalkan untuk mengairi areal sawah di sebagian wilayah Cicenang.
Menurut Dadang, ketika menggarap lahan,  para petani nekat menggarap sawahnya padahal mereka sudah diperingatkan untuk tidak melakukan tanam padi kalaupun memaksa, disarankan palawija sehingga lebih tahan karena tidak terlalu banyak membutuhkan air.
Sebetulnya, menurut Dadang, air sudah berupaya dialirkan ke areal sawah yang kini mengalami kekeringan, namun ternyata sulit karena areal sawah yang berada di wilayah hulu saja kekurangan air.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Majalengka, H. Idi Tjahidi ketika dikonfirmasi soal jumlah areal sawah yang mengalami kekeringan belum bisa memberikan penjelasan. Menurutnya, hingga kini masih terus didata dan laporannya belum masuk seluruhnya.(C-28).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar